Siang
berganti malam, malam pun menguap menjadi siang kembali. Begitu cepat hari-hari
berlalu. Tiba-tiba sudah seminggu, sudah sebulan, sudah setahun saja kehidupan
ini terus berlanjut menuju ke arah yang masih samar-samar untuk di prediksi.
Seandainya boleh protes, tentu aku akan meminta untuk sekedar mundur beberapa
tahun ke belakang untuk menyapa kawan-kawanku dengan senyum terbaik jika aku
tahu kenyataan sekarang adalah hanya sekedar mengirim kabar lewat sms saja
sangat sulit. Entah yang sibuk kuliah, atau mungkin sudah ada yang sibuk
bekerja, dan lain-lain yang menjadikan alasan kuat untuk tidak merespon sms
tersebut. Aku ingin merefresh otakku untuk mundur ke belakang sejenak mengenang
masa sekolahku. Ada yang bilang masa sekolah itu menyenangkan, bukan ada sih
tapi banyak. Aku jelas sangat mengiyakan pendapat tersebut. Bahkan, Om Chrisye
pun membuat lagu tentang sekolah yang judulnya pun kalian sudah sangat familiar
mendengarnya. Cerita di masa sekolah, bagi yang suka menulis di diary atau buku
curhatan, bisa habis berbuku-buku karena merekam segala hiruk-pikuk sekolah,
walaupun kebanyakan hanya tentang melihat kakak kelas yang ganteng/cantik tak
terkira, tapi itu membuat kehidupan di sekolah bervariasi. Si kutu buku, si
jail, si biang gosip, si alim, si keren, siapa saja yang mendapat kehormatan
mendapat julukan-julukan tersebut tersedia di sekolah. Meskipun ada satu
penyakit di sekolah yang mungkin di semua sekolah pun mengalaminya, si Anak
Nakal. Julukan ini tampaknya memang berada di posisi teratas dari semua julukan
karena kalau kata temanku sih “sekolah itu, kalo nggak ada anak nakalnya nggak
imbang, hampa sepi gitu”. Aku agak kurang sependapat tapi kalau dipikir ya ada
benarnya celetukan itu. Anak nakal di sekolah itu seperti menganut sistem kerajaan,
jikalau yang bandel satu ini udah lulus, jangan tunggu barang sebulan, besok
saja sudah ada yang menggantikan posisi ini, lengkap dengan para
kabinet-kabinetnya(baca=geng). Tapi itu biasa, yang penting kita tetap ceria
dan bersenang-senang dengan teman sekelas selama Yakuza itu tidak mengganggu
kita. Aku rindu masa sekolah adalah karena, meskipun kegiatannya sepertinya
monoton, dimana hanya masuk pagi-belajar-istirahat-belajar-kamar
kecil-istirahat-belajar-pulang, seperti ada yang merekatkan kita dengan satu
sama lain. Misal ketika belajar, ada yang ditunjuk gurunya untuk menjawab
pertanyaan dan dia tidak bisa menjawab, maka riwayat dia pasti akan habis
ketika istirahat karena akan menjadi bahan ‘bully’ mereka. Atau ketika baru
masuk kelas langsung ajang ‘bully’ diadakan karena tim sepakbola jagoannya
semalam kalah tarung. Bully meskipun ini perbuatan yang kurang baik bagi si
penderita, tapi bagi kami ‘bully’ adalah ajang untuk mempermalukan teman, ah
tidak ajang untuk saling melekatkan pertemanan kita. Agak absurd sih tapi
memang itu adanya. Dan satu lagi yang tidak boleh dilewatkan dimasa sekolah
adalah ‘cinlok’. Cinlok itu apasih? Ya cinlok adalah cinta lokasi. Mungkin
karena satu sekolah, satu seperjalanan ketika pulang, atau satu kelas. Ya, satu
kelas ini nampaknya tidak bisa terelakkan. Sudah banyak track record
teman-temanku yang mengidap cinlok satu kelas ini. Entah apa sebabnya tiba-tiba
si dia dengan si dia sudah menjalin hubungan. Duh, padahal baru beberapa bulan
satu kelas, sudah memproklamirkan status. Sungguh hebat sekali yang namanya
virus merah jambu ini, membuat semua orang bahkan rela untuk berpeluh-peluh
demi mendapat perhatian dari sang idaman hati. Jujur saja aku pun pernah
mengalami hal seperti itu. Bahkan, hal itu sudah biasa sekali karena ketika aku
SMP pun aku mengalami hal serupa. Mau bagaimana lagi, ibarat kata orang ‘anak
kecil masih labil’. Ya itulah, aku sempat cinlok dengan seseorang sampai
akhirnya sama-sama untuk mengakhirinya karena tidak sepaham. Namun, setelah aku
mulai mempelajari, memahami, dan mendalami ilmu agama, aku mengerti bahwa akan
ada saatnya untuk seperti itu. Jadi ketika kuliah sekarang pun, ketika aku
mengalami virus merah jambu itu lagi, aku berusaha untuk menutupinya rapat. Ah,
aku membahas ini terlalu jauh. Masih banyak yang ingin ku ingat-ingat, tapi
mungkin pada post yang akan datang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar